PUGAR: Inovasi Pupuk Organik dari Kandang Rakyat, Optimalkan Limbah Kotoran Kambing di Desa Kalibarumanis

Banyuwangi_mediabangsa.net – Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember yang ditempatkan di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, menggelar Demonstrasi Program PUGAR (Pupuk Organik dari Kandang Rakyat). Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan metode pengolahan limbah ternak kambing menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi peningkatan kesuburan tanah sekaligus mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Sabtu, (09/08/2025)
Desa Kalibarumanis merupakan salah satu sentra pertanian di wilayah Kecamatan Kalibaru, dengan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, rendahnya pH tanah dan biaya tinggi untuk membeli pupuk kimia menjadi tantangan serius yang dihadapi petani setempat.
Ketua Tim KKN Kalibarumanis, Ambarwati Dewi Kusumah, menjelaskan bahwa PUGAR diinisiasi sebagai solusi ganda: mengatasi masalah kesuburan tanah sekaligus memanfaatkan keberlimpahan limbah kotoran kambing yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
“Metode ini sederhana, murah, dan bisa diterapkan secara mandiri. Petani cukup memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar rumah, sehingga biaya produksi berkurang dan hasil pertanian tetap optimal,” ujarnya.
Demonstrasi ini dilaksanakan di Balai Desa Kalibarumanis dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, antara lain:
- Perwakilan Kelompok Tani (Poktan)
- Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalibaru)
- PKK Desa Kalibarumanis
- BUMDes
- Karang Taruna
- Petani dan peternak setempat
- Mahasiswa KKN Universitas Jember sebagai fasilitator
Keterlibatan lintas unsur ini diharapkan mampu mempercepat penerapan PUGAR di tingkat rumah tangga hingga kelompok tani secara kolektif.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini bagian menjadi dua tahap: teori dan praktik langsung.
1. Tahap Pemaparan Teori
Peserta diberikan penjelasan tentang manfaat pupuk organik, cara kerja PUGAR, serta keunggulannya dibandingkan pupuk kimia. Selain itu, disampaikan pula materi tentang pembuatan insektisida botani sebagai pelengkap perawatan tanaman secara alami.
2. Praktik dan Simulasi
Peserta diajak langsung mengolah kotoran kambing menggunakan bahan tambahan seperti abu, tanah, gamping, dan EM4 (Effective Microorganisms) sebagai aktivator pengomposan.
Proses ini dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan hingga homogen, kemudian difermentasi dalam waktu tertentu hingga siap diaplikasikan pada lahan pertanian.
Kegiatan ini ditutup dengan simulasi aplikasi pupuk organik pada tanaman, sehingga peserta bisa langsung memahami dosis dan cara penggunaan di lapangan.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kalibaru, Agus Rakhman, memberikan apresiasi atas inisiatif Tim KKN Universitas Jember dalam melaksanakan program ini.
“PUGAR tidak hanya meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas tanaman, tetapi juga mengajarkan petani untuk mengelola limbah ternak secara ramah lingkungan. Ini langkah yang tepat untuk pertanian berkelanjutan,” ujarnya.
Pandangan serupa disampaikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Kalibarumanis, Ibu Iffa, yang menilai bahwa PUGAR dapat menjadi alternatif solusi jangka panjang untuk petani.
“Jika petani konsisten menerapkannya, kita tidak hanya mengurangi biaya produksi, tapi juga membangun ekosistem pertanian yang sehat dan produktif,” jelasnya.
Penerapan PUGAR diharapkan dapat memberikan beberapa keuntungan strategi bagi petani Desa Kalibarumanis, antara lain:
- Mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya terus meningkat.
- Meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan dengan menambah kandungan bahan organik.
- Memperbaiki struktur tanah sehingga lebih gembur dan mudah diolah.
- Mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah ternak yang sebelumnya dibuang begitu saja.
- Meningkatkan produktivitas tanaman dalam jangka panjang.
Selain itu, metode ini membantu petani menghemat biaya, karena semua bahan pembuatan pupuk dapat diperoleh dengan mudah di sekitar desa tanpa harus membeli dalam jumlah besar.
Tim KKN UNEJ berharap kegiatan ini dapat menjadi pemicu lahirnya kesadaran kolektif masyarakat untuk mengelola sumber daya lokal secara optimal. Mereka juga mendorong agar pemerintah desa dan lembaga terkait dapat mengintegrasikan PUGAR ke dalam program pertanian desa sehingga penerapannya bisa berkelanjutan.
Ambarwati menambahkan bahwa PUGAR dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk komersial jika dikelola secara profesional oleh kelompok petani atau BUMDes. Dengan demikian, manfaatnya tidak hanya dirasakan pada aspek lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga.
Program Pupuk Organik dari Kandang Rakyat (PUGAR) yang digagas Tim KKN Universitas Jember di Desa Kalibarumanis bukan sekedar kegiatan sosialisasi, namun merupakan upaya nyata mendorong petani menuju pertanian mandiri, efisien, dan berkelanjutan. Melalui pemanfaatan kotoran kambing yang melimpah, petani tidak hanya menghemat biaya dan menjaga lingkungan, tetapi juga menjaga keberlangsungan lahan pertanian untuk generasi mendatang.
Melalui kolaborasi yang terjalin antara mahasiswa, petani, dan pemerintah desa, Desa Kalibarumanis kini memiliki peluang besar untuk menjadi contoh desa pertanian ramah lingkungan di Kabupaten Banyuwangi.
Redaksi : Tim
Editor : Ahmad Idam