Eco Bhinneka Pasang Biopori di Tempat Ibadah dan Rumah Warga

Eco Bhinneka Pasang Biopori di Tempat Ibadah dan Rumah Warga

Banyuwangi.mediabangsa.net// Eco Bhinneka Regional Banyuwangi dalam rangkaian ASRI atau Aksi Hutan Lestari melakukan aksi pemasangan biopori di beberapa rumah ibadah dan rumah warga di Desa Glagahagung, Banyuwangi. (8/6/2024).

Aksi ini sekaligus sebagai sebuah ajang silaturahmi antar umat beragama yang diikuti 35 peserta yang terdiri dari Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan(AMONG), Organisasi Siswa Pecinta Alam (ORSPALA) SMK Muhammadiyah 8 SIliragung, Budayawan, Nasyiatul Aisyiyah Cabang dan Ranting Purwoharjo, Fatayat, Penggerak PKK, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Purwoharjo dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Cabang Purwoharjo.

Dengan mengendarai mobil dengan bak belakang, pemasangan pertama dilakukan di Pura Dharma Bhakti yang jaraknya sekitar seratus meter dari pendopo Balai Desa Glagahagung.

Peserta disambut pemangku Pura yang selanjutnya pemasangan biopori dilakukan di pojok depan area pura. Tidak jauh pula dari pura, peserta menuju Gereja Pantekosta “Rumah Doa Anugrah”. Disambut hangat dengan pendeta Danny Santoso dan keluarga. Beliau menjelaskan tentang Riwayat dari Rumah Doa yang dikelilingi tanaman sayuran. 

Sambil peserta bergantian membuat lubang biopori Zahro selaku Fasilitator Daerah Eco Bhinneka Banyuwangi menjelaskan tentang teknik biopori.

“Biopori ini salah satu cara untuk pengelolaan sampah organik menjadi kompos. Kalau merujuk pada konsep alam, bagi alam tidak ada sampah. Yang menciptakan sampah adalah manusia, ada plastik, kemasan, pembungkus, dan sebagainya. 

Apa yang dihasilkan oleh alam, kemudian ketika kita makan ada sisa contohnya kita tadi makan kedelai, tentu tidak dengan kulitnya, nah kulit ini bagi kita sampah tapi bukan bagi alam, Apa yang dihasilkan oleh alam, ketika dikembalikan ke alam justru menjadi nutrisi alam itu” ungkap Zahrotul Janah selaku Fasilitator Daerah Eco Bhinneka Banyuwangi.

Zahro panggilan akrabnya juga menjelaskan bagaimana untuk pengaplikasian dari biopori ini, “biopori ini ada rumusnya ya bapak, ibu dan teman-teman sekalian. Pertama masukkan bahan hijau seperti sisa makanan, sisa sayuran kemudian ditutup dengan bahan coklat seperti daun-daun kering. 

Rumus ini adalah untuk bahan-bahan tersebut saling bekerjasama dalam proses penguraian sehingga tidak muncul bau sampah. 
Pendeta Danny Santoso menyambut antusias aksi-aksi dari eco bhinneka dalam merajut harmoni kerukunan antar umat beragama dengan kegiatan bertajuk lingkungan. Beliau memaparkan pengalaman berharga di sebuah kegiatan yang digelar eco bhinneka.

“Saya pernah mengikuti kegiatan pembuatan ecoenzyme yang digelar oleh eco bhinneka di pendopo Balai Desa, itu sangat bermanfaat. Dan ditambah lagi ada biopori ini sesuatu hal yang baru bagi kami. Terima kasih Eco Bhinneka dan adik-adik semua.”ungkapnya.

Perwakilan dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah hadir Unaimah Sanaya menyerahkan pohon Tabebuya. Pohon ini banyak manfaat untuk kesehatan, selain itu juga membuat udara sekitar lebih bersih. Unaimah Sanaya yang juga selaku Instruktur Nasional Moderasi Beragama Kementrian Agama Republik Indonesia menyatakan rasa kagum tentang keindahan dan keberagaman di Banyuwangi, “begitu masuk Banyuwangi, setelah turun dari bandara sudah terasa pesona keindahan Banyuwangi. 

Ternyata ditambah lagi dengan cerita dari pendeta tentang toleransi yang dirasakan meski rumah doanya biasanya terdiri dari tiga kepala keluarga saja dan diapit oleh masjid dan pura. Tidak salah jika Banyuwangi dipilih untuk area program dari Eco Bhinneka ini.” Ungkap Unaimah Sanaya yang sehari-harinya beraktifitas sebagai Dosen di Universitas UHAMKA Jakarta ini. 

Terakhir, ada moment seru dari rangkaian pasang biopori ini adalah sesi doorprize, panitia menyediakan aneka doorprize menarik disetiap titik lokasi pemasangan biopori. Yang kemudian panitia mengambil nomor yang beruntung mendapatkan hadiah hiburan dari Eco Bhinneka.

Tim &
zahro

Kategori: DLLNews