Pemanfaatan Bioteknologi sebagai Solusi Inovatif dalam Menanggulangi Pencemaran Laut

Pemanfaatan Bioteknologi sebagai Solusi Inovatif dalam Menanggulangi Pencemaran Laut

Pencemaran laut merupakan salah satu tantangan lingkungan terbesar di abad ke-21, yang mengancam keanekaragaman hayati, kesehatan manusia, dan keinginan ekonomi maritim. Sumber utama pencemaran laut meliputi tumpahan minyak, limbah industri, dan akumulasi mikroplastik. Dalam menghadapi tantangan ini, bioteknologi menawarkan solusi inovatif dan berkelanjutan melalui pendekatan bioremediasi, yang memanfaatkan organisme hidup untuk menguraikan polutan di lingkungan laut.

Bioremediasi adalah proses pemulihan lingkungan yang tercemar dengan menggunakan mikroorganisme, tumbuhan, atau enzim untuk mengeliminasi polutan. Dalam konteks kontaminasi laut, mikroorganisme seperti bakteri dan mikroalga dapat digunakan untuk menguraikan senyawa berbahaya seperti hidrokarbon dari tumpahan minyak dan mikroplastik. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan teknik konvensional karena tidak menghasilkan limbah berbahaya tambahan dan dapat diterapkan langsung di lokasi kontaminasi.

Penelitian menunjukkan bahwa bioremediasi efektif dalam mengurangi dampak tumpah minyak di perairan laut, sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Zhafira dan Ria (2017) membandingkan metode biostimulasi dan bioaugmentasi dalam proses bioremediasi menumpahkan minyak dengan hasil yang menunjukkan bahwa kedua metode tersebut mampu meningkatkan laju degradasi minyak di lingkungan laut. Biostimulasi melibatkan penambahan nutrisi untuk merangsang pertumbuhan mikroorganisme lokal, sedangkan bioaugmentasi melibatkan penambahan mikroorganisme spesifik yang memiliki kemampuan degradasi tinggi.

Selain tumpahnya minyak polusi mikroplastik juga menjadi perhatian utama dimana mikroplastik yang berukuran antara 1 mm hingga 5 mm sulit diatasi dengan metode konvensional. Namun, pendekatan bioremediasi menggunakan mikroorganisme telah menunjukkan potensi dalam menguraikan mikroplastik di lingkungan laut. Penelitian oleh Iis Istikolah (2021) membandingkan berbagai metode bioremediasi mikroplastik dan menunjukkan bahwa penggunaan bakteri tertentu dapat mengurangi konsentrasi mikroplastik secara signifikan.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung pengembangan bioteknologi kelautan sebagai bagian dari strategi ekonomi biru. Dalam sebuah webinar, Prof. Rokhmin Dahuri menekankan pentingnya bioteknologi kelautan, termasuk bioremediasi, dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Dukungan ini mencakup penelitian dan pengembangan teknologi bioremediasi serta penerapannya di berbagai wilayah pesisir Indonesia.

Jadi kesimpulannya, penggunaan bioteknologi khususnya melalui pendekatan bioremediasi menawarkan solusi efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi pencemaran laut. Dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme alami untuk mengatasi polutan, metode ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga mendukung kesehatan ekosistem laut dan kepunahan ekonomi maritim. Dukungan dari pemerintah dan lembaga penelitian semakin memperkuat peran bioteknologi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan laut Indonesia.

Penulis:

  • Jesi Kartika Putri
  • Dini Iklillah
  • Ainia Tusamma Salsa Billa 

Editor: Tim Redaksi

Penghormatan:

  • Zhafira, Y., & Ria, W. (2017). Review Perbandingan Pencemaran Minyak Di Perairan Dengan Proses Bioremediasi Menggunakan Metode Biostimulus Dan Bioaugmentasi.
  • Istikolah, I. (2021). Bioremediasi Polutan Laut (Makalah Ekotoksikologi Kelautan).
  • Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2024). Peran Riset Bioteknologi Kelautan dalam Pembangunan Berbasis Ekonomi Biru. 
Kategori: Artikel TerkiniDLL