Lamseng Saragih, Tokoh Fenomenal yang akan mewarnai kursi Calon Wakil Presiden RI 2019
Banyuwangi.mediabangsa.net// Setelah membuat gempar Jawa Timur, Bengkulu dan Sumatera Selatan, Sumatera Utara, warga Jawa Timur mulai ramai membicarakan sosok Lamseng Saragih, PNS Pemkab Banyuwangi, yg mengkampanyekan dirinya sebagai Wakil Presiden dg tagar #Lamseng Saragih Wakil Presiden RI 2019.
Dalam wawancara eksklusif dengan mediabangsa.net, Lamseng Saragih calon Wakil Presiden RI 2019 bertutur dengan santai diselingi dengan canda yg membuat wawancara berlangsung dg hangat dan penuh keakraban.
Kepada Reporter media ini, sosok yg mengabdi sebagai PNS Pemkab Banyuwangi sejak 1994, menyampaikan bahwa #Lamseng Saragih Wakil Presiden 2019 sdh mulai dipublikasikan di kalangan terbatas sejak 5 tahun yg lalu, dan dirancang bersama Rekan-rekannya dg berbagai latar-belakang dan beragam profesi sejak tahun 2000.
Dia bercerita banyak kenapa namanya santer disebut "layak dan sangat pas" masuk dalam wacana bakal kandidat Wakil Presiden RI 2019, sebagai berikut.
Siapakah sebenarnya sosok Lamseng Saragih..?!
Lamseng Saragih adalah Putra Batak yg sudah 30 tahun tinggal di Banyuwangi Jawa Timur.
Selain sebagai PNS, selama di Banyuwangi, sangat dikenal di kalangan aktivis LSM dan Media, karena integritas, konsistensi dan eksistensinya dalam Gerakan Pemberantasan Korupsi, Membela Hak-hak Rakyat yg ter-Aniaya, Aktivis Lingkungan, Pionir Penanggulangan Sampah dan sangat aktif dalam program Pemberdayaan Masyarakat dengan konsep Ekonomi Kreatif Kerakyatan dan Koperasi.
Wacana menjadi Wakil Presiden RI 2019, mulai didiskusikan bersama dengan Rekan-rekannya yg terdiri dari teman-teman sekolah dan kuliah, serta teman-teman bisnisnya, mulai dari tahun 2000 dan mulai dipublikasikan lima tahun silam, tepatnya tahun 2013.
“Artinya, wacana tersebut tidak dimunculkan secara mendadak,” tegasnya.
Lamseng Saragih melanjutkan, “Visi saya adalah Indonesia Jaya,” tegasnya.
Sementara itu, misinya adalah :
1.Mengubah Sampah jadi Berkah (semua sampah dijadikan uang)
2.Mengubah Desa tanpa APBDes
3.Ekonomi Kerakyatan
4.Memberantas korupsi tanpa menghakimi (tanpa Pengadilan)
5. Mengubah Institusi tanpa Instruksi
6.Mengubah Negeri dari Rumah Sendiri
dan
7.Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
*Solusi dan jawaban untuk para Pengkritik Presiden Jokowi terkait Tenaga Kerja Asing khususnya serbuan TKA China.
Diakui, visi-misinya pasti mengundang tanda tanya. Tetapi, menurutnya, dirinya sudah membuktikan dan bisa.
Artinya bukan lagi sekadar janji tapi BUKTI!.
“Bukti-buktinya nanti kita tunjukkan ke Publik,” katanya.
Bagaimana perjalanan hidupnya selama ini..?
Lamseng Saragih lahir di Sidikalang Dairi, Sumatera Utara. Di kota kelahirannya itu juga dia menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA. Sejak SMP hingga SMA, dia selalu terpilih sebagai ketua kelas. Saat SMA, Lamseng juga aktif dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Menunjukkan leadership yang sudah mulai tampak sejak kecil. Bahkan semakin terasah dan berkembang seiring pembelajaran berorganisasi di bangku sekolah.
Tergolong sebagai siswa yang cerdas. Mendapat julukan genius dari teman-teman sekolahnya, karena selalu meraih prestasi ranking 1 atau 2. Masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1982 tanpa tes dan memilih jurusan Fakultas Kedokteran Hewan.
Selama kuliah, aktif dalam organisasi GMKI, yang termasuk dalam kelompok Cipayung. Dan banyak berdiskusi dengan para tokoh Angkatan ‘66, antara lain Akbar Tanjung, Cosmas Batubara, dan sejumlah tokoh (negarawan) lainnya.
Lulus sebagai Dokter Hewan (Drh) pada tahun 1988. Langsung berkarir di BULI (Berdikari United Livestock), importir Sapi Perah, anak perusahaan Berdikari Group, hingga tahun 1990.
Pada tahun 1991-1993, bergabung dengan Gudang Garam Group.
Pada tahun 1994, atas permintaan Istrinya, mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Mengikuti tes penerimaan calon PNS, lulus dan diterima tanpa KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
“Selama menjadi PNS sampai sekarang, saya tidak pernah mau dan tidak pernah ikut menangani proyek supaya tidak terlibat korupsi, sehingga bisa dikatakan nol korupsi,” tuturnya.
Beberapa kali ditawari promosi jabatan, dia selalu menolak. Bahkan lebih memilih tetap sebagai pejabat terendah eselon 4, agar tetap terhindar dari KKN.
Selama menjadi PNS, dikenal sangat vokal. Beberapa kali memimpin unjuk rasa menentang kebijakan Bupati Banyuwangi.
Seperti pada masa pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari, unjuk rasa dg ratusan PNS menolak kesewenang-wenang Bupati dalam memutasi pejabat Pemkab Banyuwangi.
Pada masa Bupati Abdullah Azwar Anas, berunjuk rasa bersama universitas swasta se Banyuwangi menolak kelas jauh Universitas Airlangga, karena dinilai melanggar undang-undang.
Unjuk rasa pro rakyat juga pernah dia lakukan di depan kantor Pemkab dan DPRD Banyuwangi. Saat itu, Lamseng memimpin unjuk rasa petani Wongsorejo, salah-satu kecamatan di Banyuwangi yang menuntut hak atas tanah yang dikuasai oleh pengusaha perkebunan.
Dia juga menjadi tokoh utama mendampingi warga Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, dengan membentuk Forum Masyarakat Bulusan Cinta Lingkungan (Formas BCL), dan sukses menolak pendirian pabrik Indocement.
Berbagai kiprahnya menunjukkan bahwa Lamseng Saragih bukanlah seorang yg hijau dan orang baru dalam berbagai aktivitas politik dan kemasyarakatan.
Perjalanan hidupnya selama ini menggambarkan sosok yang memiliki integritas, konsisten, jujur, sederhana dan leadership yg diakui oleh orang-orang di sekelilingnya.
Selama berkarir sebagai PNS di Pemkab Banyuwangi, dirinya tetap membangun komunikasi dengan para elit politik di Jakarta. Kebetulan di antara mereka adalah teman-teman SD, SMP, SMA, dan teman-teman kuliah dan jaringan alumni IPB.
Juga teman-temannya di berbagai ormas, parpol, dan pejabat eksekutif maupun legislatif.
Dia juga terlibat dalam gerakan Reformasi ’98 dan tetap berjejaring dg aktivis '98 sampai dengan sekarang. “Semua tidak terekspos dan tidak diekspos, karena status saya masih sebagai PNS,” ujarnya.
Menikah dg seorang Putri Jawa kelahiran Jember, besar di Banyuwangi.
Istrinya masih ada hubungan darah dengan Kraton Jogja, melalui garis Ayah dan ibu asal Singosari, Malang.
Memiliki 2 orang anak, Putri pertama adalah Sarjana Ekonomi alumni Universitas Negeri Jember (Unej), kini berkarir di Bank BRI. Sedangkan putra kedua baru kuliah di bangku semester 5 jurusan Sistem informasi.
Selama kunjungan di Tanah Kelahiran-nya, Sidikalang, bersama aktif berkomunikasi dengan Rekan-rekannya Putera/i Dairi di Perantauan yg ada di Jkt, Bandung, Surabaya, Papua dll sperti Dr Ir Sabam Malau (Rektor Nomensen), Prof Dr Ir Hasan Sitorus, Togam Gultom (Ketua Yasardis), Anthony Limtan (Redaktur Analisa), Ir Toman Tobing, Sahat Sitorus (Dubes RI utk Timor Leste), Junimart Girsang (agt DPR RI), Lamhot Sihotang dan juga yg tinggal menetap di Sidikalang sperti Bernard Purba, Tagor Napitupulu (Ketua PPM Dairi), Richardo Lumban Tobing, Pandapotan Manik, Pangihutan Sitinjak, Anna Louwisa Sianturi (Kepala SMA 1 Sidikalang) terkait dg rencana utk mendirikan universitas di Dairi, pemberantasan korupsi, Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Pariwisata, Penanggulangan Masalah Sampah dll, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Dairi.
Menutup wawancara, Lamseng yg memiliki prinsip "ORA et LABORA", memohon Doa & Dukungan dari warga Jawa Timur juga seluruh rakyat Indonesia utk mendukung dirinya sebagai Wakil Presiden RI 2019.
Reporter Rizki